WELCOME to "Nyayu MIZA" BLOG !!! ~*~ "Salamun'alaikum Bima Shabartum (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian atas kesabaran kalian~*~

Rabu, 03 Juli 2013

Muslimah Cantik Luar Dalam

Islam memandang kecantikan itu berdasarkan pada 2 unsur jasmani itu lah yang kita sebut dari luar atau penampilan  dan rohani itu adalah yang dari dalam . Karena itulah penilaian kecantikan harus berdasarkan 2 unsur tersebut. Jadi apabila ada yang menilai dari segi fisik saja maka penilaian tersebut adalah sebuah kepalsuan. Itu karena di dunia ini tidak ada yang kekal, pada akhirnya semua akan hilang seiring berjalannya waktu.

Misalnya ada seorang model yang cantik luar biasa dan seksi. Memang benar sekarang model itu banyak orang yang tergila – gila dan menyanjungnya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, model tersebut kan kehilangan kecantikanya karena faktor usia. Nah, di sini apakah model tersebut tetap akan menjadi idola bagi orang yang menyanjungnya dulu?

Allahumma kamaa hassanta khalqii, fahassin khuluqii.
Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadian (fisik) ku, maka perindah pulalah akhlakku.
(HR. Ahmad)

Kata – kata cantik identik dengan perempuan. Mereka selalu ingin dibilang cantik. Kenapa demikian? Karena Allah juga menyukai kecantikan dan membenci keburukan.
“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai yang indah, murah hati dan menyukai kemurahan hati, menyukai akhlak yang luhur dan membenci akhlak yang rendah.”(HR.Bukhori)
Menyukai kecantikan dan keindahan adalah salah satu fitrah, kecenderungan yg dimiliki setiap wanita. dan perasaan ingin cantik ini adalah nikmat Allah SWT Tetapi seringkali kita salah memaknai nilai kecantikan yang sebenarnya dan menganggap bahwa kecantikan wanita hanya tertumpu pada keindahan fisik atau secara lahiriah saja.

seringkali kiat menyaksikan betapa banyak wanita cantik di dunia ini tapi keindahannya hanya sesaat ,pribadinya adalah pribadi yang tak menyenagkan, kehidupannya berantakan dsbnya. Perilakunya tidak cantik bahkan menimbulkan masalah bagi diri sendiri dan orang lain.

Nah, sahabatku bagaimana cara kita agar tetap tampil cantik seperti pandangan islam???
1. Selalu memakai shampo jilbab untuk kehalusan rambutmu
Ingat sahabatku, rambutmu adalah mahkota terindahmu, jangan asal pakai shampo yaa....kan  sayang tu rambutnya klo sampe rusak. Pakailah jilbab agar rambutmu selalu terlindungi. Selain memang kewajiban kita sebagai muslimah, berjilbab juga menyehatkan rambut lho.Jilbab merupakan identitas wanita muslimah, secara tidak langsung kita juga sedang menapak jalan ke Surga.

2. Memakai bedak air wudhu agar wajahmu terlihat cantik dan bercahaya
Gak usah ribet ya sahabatku untuk wajah cukuplah air wudhu yang jadi bedaknya, InsyaAllah muka kita bakalan bercahaya.

3. Hiasi dadamu dengan lintasan kalung kerudungmu yang terulur
Gak perlu kalung berlian yang harganya selangit sahabat, cukup ulurkan kerudung kedadamu.
"dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya......" (QS. An-Nuur:31)

4. Hiasi bibirmu dengan produk dzikir, perkataan dan senyum yang tulus ikhlas
Gampang banget kan sahabatku

5.Perhalus jemari tanganmu dengan lation tasbih melalui dzikir
Masih suka memakai lation buat perhalus jemarimu? Ehmmm,,, sekarang ganti yukkkzzz,,, Dzikir membuat kita dekat dengan Allah dan sangat menenangkan, nah gunakan aja lotion tasbih untuk menghitung jumlahnya. ^__^

6. Pakailah eye shadow matamu dengan pandangan kebaikan
Sahabatku merek eye shodownya apa ne??? ehmmm,,, bisa bikin tambah cantik gak??? :p
Bisa sech, tapi klo dah dihapus kembali ke awal lagi??? aduuh.. sayang dech.. mending ganti ya sahabat. Cukup dengan memandang yang baik2 aja, matanya jangan disalahgunakan ya. Ingat semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya lho.
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya(QS. An-Nuur :31)

7.Berilah keindahan kakimu dengan selalu berjalan di jalan Allah
Berjalan atau berjuang di jalan Allah adalah sesuatu yang sangat dianjurkan di dalam Al-Qur'an
Sudahkah jalan yang kita tempuh ini jalanNya??? Ayo sahabatku, langkahkan kakimu menuju jalanNya.

8. Lulurkanlah seluruh tubuhmu dengan pakaian muslimah
"Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang beriman, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka" (Al-Ahzab :59)

A.    Beauty is not is the face but a light in the heart
Demikian pepatah bilang. kecantikan bukanlah di wajah, tapi cahaya di dalam hati. Hakikat kecantikan bukanlah pada sesuatu yang kasat mata, melainkan “kekuatan” yang memancar dari jiwa dan hati seseorang. Inilah yang seringkali disebut dengan inner beauty.
Sejatinya, kecantikan seseorang bukanlah terletak pada paras, tubuh, dan bentuk lahiriah seseorang. Daya tarik fisik bukanlah makna sesungguhnya dari kecantikan. Seseorang yang memiliki bodi sintal tetapi berakhlak dan bermoral bejat tidak akan mendapat predikat cantik. Kepribadian yang rusak tak akan mampu ditutupi dengan operasi plastik. Demikian pula dengan badan mulus dengan perilaku busuk juga tak bisa dihilangkan dengan semprotan parfum dan olesan lotion. Bibir seksi berlisan kasar dan kotor tak akan bisa disamarkan dengan polesan lipstik, pun wajah cantik dengan tingkah laku yang jahat dan amoral juga tak dapat ditutupi oleh tata rias dan make up merek apapun.
Begitu pula seseorang yang memiliki hati bersih, akhlak yang santun dan kepribadian yang muilia. Tanpa hiasan, dandanan maupun polesan, apapun akan tetap terlihat menarik. Semerbak wangi pribadinya menebar pesona. Kebersihan hati dan ketulusasnnya memancar kuat dari dalam dirinya. Jiwanya yang tenang tercermin dalam keteduhan wajahnya. Kecantikan yang dimiliki bukanlah tampilan luar yang bisa hilang dan hancur kapan saja. Kecantikan yang ia punyai adalah kecantikan sesungguhnya, kecantikan sejati yang tak lekang oleh usia, dan tak habis dimakan waktu.
Kecantikan sejati adalah kecantikan yang tak akan pudar dan abadi. Tidak memiliki batasan waktu ataupun masa tertentu. Kalaulah kecantikan iut hanya terletak pada seraut wajah dan sesosok tubuh, maka kecantikan tersebut bukanlah kecantikan sejati. Kecantikan pada wajah dan tubuh seseorang hanya bersifat sementara dan terbatas pada usia. Apabila usia bertambah tua, kulit akan berkerut, pipi berubah peyot, gigi menjadi ompong dan tubuh menjadi renta. Kecantikan pun akan musnah. Atau, jika si wajah cantik itu tersiram air raksa, wajah jelitanya akan hancur dan rusak. Sebaliknya, wajah buruk rupa dan tubuh yang kurang proporsional dapat “disulap” dengan bedah plastik menjadi indah menawan. Kecantikan fisik seringkali menjadi sesuatu yang bisa saja direkayasa dan dimanipulasi.
Tidak demikian dengan kecantikan sejati. Kecantikan yang muncul karena ketulusan, tidak akan dapat direkayasa. Hati yang bersih, jiwa yang tenang, akhlak dan kepribadian yang mulia, bukanlah sesuatu yang instan dan dilandasi kepura-puraan. Semua itu adalah suatu proses yang matang dan integral. Bukan asesoris, bukan pula polesan.

B.     Kecantikan Sejati Bersumber dari Hati
Setiap kebaikan dan kebahagiaan yang dimiliki manusia berpangkal pada kesempurnaan ruhani dan bersihnya hati. Kecemerlangan hati berpengaruh kuat dalam kehidupan pemiliknya. Hati yang bersih dan sehat (qalbun salim) akan terbias pada jasad seseorang. Memantul pada matanya, wajahnya, lisannya, kepribadian, dna akhlaknya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: “Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad tersebut. Jika ia buruk, maka buruk pula seluruh jasad itu. Ingatlah, bahwa ia dalah hati.” (HR. Bukhari). Oleh karena itu, hati merupakan sumber utama kecantikan sejati. Hanya kelurusan dan kebersihan hatilah yang dapat memancarkan “kekuatan”  (atau yang biasa disebut aura) secara murni tanpa manipulasi.
Hati yang bersih dan sehat memiliki definisi beragam. Banyak versi tentang identifikasi hati tersebut. Sehingga, ada sebagian kalangan yang tetap menilai seseorang berhati baikd an bersih meski ia orang yang ingkar dan berakidah sesat. Tak peduli sering bermaksiat, memamerkan aurat atua pelaku seks bebas. Dengan kata lain, asalkan tidak berbuat jahat, aniaya, menyakiti orang lain atau mengganggu kepentingan umum, maka ia tergolong orang yang berhati baik. Standar penilaian hati semacam ini hanya memaknai kebaikan hati dengan perilaku-perilaku yang sesuai dengan aturan dan norma masyarakat. Padahal, standar itu saja belum cukup. Karena penilaian terhadap hati yang bersih, baik dan sehat mencakup dua sisi.
v  Sisi pertama adalah kondisi batiniah hati. Sisi lain berkaitan dengan keimanan yang meresap ke dalam hati dan pengetahuan hati terhadap ­al-haq, serta iradah (kehendak) hati untuk mengikuti al-haq tersebut. Karena kehidupan dan kesehatan hati tidak mungkin terwujud kecuali bila hati mengetahui dan menghendaki kebenaran, serta mengutamakannya dari yang lain. Sehingga, meski terlihat baik, seseorang tidak bisa dikatakan berhati baik, bersih dan sehat jika ia tidak memiliki cahaya keimanan dan ­al-haq di dalam hatinya, sebaik apapun orang itu.
v  Sisi kedua adalah bias kebersihan dan kebaikan hati yang dalam akhlak dan kepribadian si empunya hati. Hati laksana cermin. Kebersihan dan kelurusannya akan terpantul dalam ebntuk indahnya perilaku dan baiknya perbuatan seseorang. Hati juga ibarat raya yang menguasai pelayan-pelayannya, yaitu anggota tubuh lainnya. Jika sang raja lurus, maka luruslah pelayannya. Demikian pula sebaliknya.

C.    Percantik Diri dengan Akhlak Terpuji
Wanita cantik memang banyak, tapi jarang yang molek pula akhlaknya. Ibarat bunga yang indah, tapi tak wangi. Oleh karena itu, dapatkahlah kecantikan sejati. Kencatikan berupa wajah hati dan rupa budi yang menawan. Ingat bahwa kecantikan itu memancar dari dalam ke luar. Bukan sebaliknya. Sehingga, tanamilah hati dengan keimanan dan kebenaran (al-haq), yang dilandasi ilmu yang benar (shahih). Kemudian, hiasilah dengan perbuatan (akhlak) yang baik, sebagai buah dari suburnya hati dan berseminya tunas iman. Wajah, perilaku dan kepribadian kita akan nampik cantik sekali. Pesona kecantikan yang sesungguhnya, bukan pesona semu yang kasat mata. Bahkan, biar rupa tak jelita, tapi perangainya istimewa.
Untuk membiasakan diri dengan akhlak yang baik dan santun, kadangkala diperlukan latihan yang “keras”. Latihan yang dimaksud adalah dengan menggembleng jiwa dan raga kita kepada perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan sifat dan akhlak yang dimaksudkan. Siapa yang ingin memiliki sifat dermawan dan murah hati, maka dia harus memaksa dirinya untuk berkorban. Siapa yang ingin memiliki hati yang lembut, sabar dan penyayang, maka dia harus memaksa lisannya untuk tidak berkata kasar dan keji, mendidik jiwanya untuk menahan amarah dan lapang dada, serta menghindarkan hatinya dari iri, dengki, jahat dan keras hati. Begitu pula dengan sifat-sifat terpuji lainnya. Hingga ia terbiasa dengan akhlak karimah (mulia) tersebut dan mengikis habis sifat-sifat buruk miliknya.
Kebiasaan itu akan membawa efek yang sangat besar bagi perubahan tabiat. Bukanlah biasa itu karena biasa, baik terpaksa maupun dipaksa? Sebagaimana prajurit yang dilatih dengan disiplin dan latihan keras, ia akan menjadi sosok yang tangguh dan tidak bermalas-malasan. Tapi harus diingat, hasil pembiasaan ini tidak bisa diperoleh hanya dalam sehari dua hari atau tempo yang singkat. Pengaruhnya akan nampak jika latihan dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan.
Untuk mendapatkan kebagusan akhlak, hendaknya kita selalu memohon kepada Allah, sebagaimana yang dipanjatkan oleh Nabi SAW, pemilik akhlak yang agung. “Dan berilah hidayah kepadaku agar baik akhlakku. Tak ada yang mampu memberi hidayah untuk memperbaikinya kecuali Engkau” (HR. Al-Haitsami dan Abu Ya’la).
Satu hal yang wajib kita ingat, bahwa kebaikan dan kesucian diri tidak lepas dari taufik Allah SWT. “Aku tidak bermaksud kecuali (melakukan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah” (QS. Huud: 88).
Yang pasti, apa yang kit alakukan bukan karena kemampuan kita semata. Karena seluruh kemudahan dan kemampuan yang ada adalah karunia Allah. Semua karena Allah. Tidak ada kemudahan kecuali Allah. Semua karena Allah. Tidak ada kemudahan kecuali yang ia mudahkan dan takkan ada kesulitan jika ia menjadikannya mudah. La quwwata illa billah. “Wahai Zat Yang Maha Hidup, Wahai Zat yang terus-menerus mengatur hamba-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon perlindungan, dan perbaikilah seluruh keadaanku, serta janganlah Engkau (menjadikan) aku bersandar pada diriku, sekejab matapun” (Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah, No. 27).

D.    Iman Paling Sempurna dan Dijamin Rumah Surga
Keutamaan akhlak begitu banyak. Memperhatikan sebab-sebab yang mendatangkan keutamaan akan menjadi spirit dan motivator kuat dalam memperbaiki akhlak diri. Ibarat bahan bakar, mengetahui keutamaan akhlak mulia dapat memacu kita untuk berusaha merealisasikannya. Berikut dijelaskan beberapa keutamaan akhlak.
v  Manusia beriman (mukmin) disifati dengan iman sempurna, jika ia memiliki akhlak mulia. “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
v  Akhlak menjadi sebab dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. “Nabi SAW didatangi oleh sekelompok orang, mereka bertanya, ‘Wahai Rasullullah, siapakah hamba Allah yang dicintai-Nya?’ Nabi SAW menjawab, ‘Orang yang paling baik akhlakny’” (HR. Al-Haitsami). “Tidaklah kalian ingin mengetahui orang yang paling kucintai?’ ‘Tentu, ya Rasulullah’, Nabi pun bertanya kembali, ‘Tidakkah kalian ingin mengetahui orang yang paling kucintai?’ Mereka menjawab, ‘Tentu ya Rasulullah’, Nabi pun menjawab, ‘Orang yang paling akhlaknya’” (HR. Ahamd).
v  Akhlak mulia menjadi faktor utama maksunya seseorang ke dalam surga. Setelah ketakwaan kepada Allah. “Penyebab utama masuknya manusia ke dalam surga adalah takwa kepada Allah dan kebaikan akhlaknya” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Rasulullah SAW juga menjaminkan sebuah rumah di surga untuk mereka yang berakhlak mulia. “Aku menjamin sebuah rumah yang paling tinggi tingkatannya di surga bagi orang yang baik akhlaknya” (HR. Al-Haitsami).

E.     Perhiasan Dunia Terindah
Wanita dapat rekomendasi Al-Qur’an untuk menduduki peringkat tertinggi keindahan-keindahan yang diinginkan manusia, “Dijadikan indah (pandangan) manusia apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang” (QS. Ali Imran: 4). Wanita juga merupakan salah satu perhiasan dunia. Dan di antara berbagai perhiasan dunia ini, wanita salehahlah yang menjadi perhiasan terbaik dan terindah. “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (HR. Muslim).
Shalihah adalah kata sifat yang berarti baik. Dalam bahasa Arab imbuhan ta’ marbutah  (ﺔ) di akhir sebuah kata sifat menunjukkan bahwa sesuatu yang disifati tersebut adalah muannats (perempuan). Wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemuliaan bukanlah sekadar kecantikan fisiknya. Justru ia berusaha menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Saat mendapati keterbatasan fisik pada dirinya, wanita salehah tidak akan pernah merasa kecewa dan gelisah. Karena, ia paham bahwa hal itu akan menjerumuskan pada sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa inferior dengan keterbatasan fisiknya, karena ia sadar sepenuhnya bahwa nilai kemuliaan adalah keimanan dan ketakwaan. Bukan tampilan lahiriahnya.
Ia memiliki komitmen kuat dalam berpegang teguh terhadap syari’at-Nya. Ia jaga kehormatan dan harga dirinya (iffah). Ia hiasi dirinya dengna rasa malu, yang dapat meredam keinginannya untuk berbuat cela dan mengontrol perilakunya. Lisannya basah dengan zikir, jujur, dan jauh dari kekejian, cacian, olok-olok, ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba). Ia juga menahan pandangan matanya dan menjaga hatinya dair hal-hal yang diharamkan Allah.
Hatinya terbebas dari segala bentuk penyakit hati, ia ikhlas karena Allah serta terbebas dari riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar orna glain). Hatinya salim dan penuh dengan kelembutan. Dermawan, penyayang dan tawadhu’.
Ia selalu berbuat baik dan penuh bakti kepada kedua orang tua (birrul walidain). Jika ia telah bersuami, ia berbakti dan senantiasa mena’ati suami dalam hal yang makruf, berusaha mencari ridha suami, membahagiakannya dan setia mendapingnya dalam segala kondisi. Ia juga berusaha berbuat baik dan memuliakan tetangga, menjalin dan menjaga hubungan silaturrahim dengan saudara, serta menghormati orang lain. Dirinya merupakan proyeksi nilai-nilai Islam mulia.

Itulah potret wanita salehah, perhiasan dunia terindah.

F.     Warning!!! Jika Hati Kita ingin Sehat Selalu Hindari Penyakit Ini ...
Hati sangat rentan dengan berbagai penyakit yang bisa menyerang. Penyakit-penyakit hati harus diwaspadai supaya tak merusak kesuburan hati. Berikut penyakit-penyakit hati yang harus dijauhi :
1.      Iri Hati
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang dan rezeki dan nikmat yang didapat oleh oran glain, serta cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan adalah iri dalam hal berbuat kebaikan. Misalnya, iri terhadap orang yang paham terhadap dien, penghafal Al-Qur’an, ahli ibadah, atau dermawan, untuk kemduian mengingingkan dirinya seperti mereka, sehingga bisa melakukan amalan yang mereka lakukan.
2.      Dengki/Hasad
Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut.
3.      Fitnah
Fitnah adalah suatu perbuatan yang menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi orang lain tanpa bukti yang kuat, sehingga menimbulkan permusuhan.
4.      Hasud
Hasud adalah berusaha mempengaruhi orang lain untuk membangkitkan kebencian atas orang lainnya dan membuat amarah orang tersebut meluap sehingga timbul kebencian antar sesama dan memecah belah ukhuwah.
5.      Buruk Sangka
Buruk sangka adalah curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas. Prasangka buruk ini dapat menyebabkan seseorang yang memiliki persepsi negatif atas orang lain tanpa dasar.
6.      Khianat
Khianat adalah tidak bertanggungjawab, melalaikan atau menyepelekan amanat/kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya.
7.      Sombong
Sombong adalah merasa lebih dari orang lain dan menganggap dirinyalah yang paling baik, serta merendahkan orang lain. Termasuk juga sombong ialah menganggap segala kebaikan dan keberhasilan berasal dari dirinya, tanpa menyadari adanya kehendak Allah dan bantuan orang lain.

8.      Zalim
Zalim adalah berbuat semena-mena dan bersikap “semau gue” tanpa peduli dengan orang lain. Menganiaya diri sendiri dengan melakukan perbuatan dosa dan maksiat juga merupakan bentuk kezaliman.
9.      Dendam
Dendam adalah perasaan ingin membalas perbuatan yang dilakukan oran glain atas dirinya berdasar amarah dan kebencian.
10.  Tamak
Tamak adalah menginginkan kesenangan dunia menjadi miliknya tanpa peduli dengan kesedihan dan kesengsaraan orang lain yang lebih membutuhkan; menguasai sesuatu tanpa ingin berbagi dengan orang lain.
11.  Riya’
Riya’ adalah perasaan yang mendasari suatu amal yang ditujukan kepada selain Allah. Riya’ merupakan syirik kecil yang seringkali hadir tanpa disadari.
12.  Munafik
Munafik adalah sifat seseorang yang bila dipercaya, berkhianat; bila berkata, berdusta; dan bila berjanji, ia ingkar.

Oleh karena itu, hati-hatilah menjaga hati. Scan selalu hati, supaya kerusakannya dapat segera kita deteksi. Jaga selalu hati, agar sehat dan penyakit tak mau hinggap.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...